Selasa, 08 Desember 2009

terjemahkan subtitle film bahasa inggris lewat google


kadang kita kesulitan mau nyari subtitle bahasa indonesia film baru ataupun film mandarin.kebanyakan yang ada sub bahasa inggris.
langsung aja
pertama-tama kita cari dulu subtitle film bahasa inggris,bisa lewat pencarian google ataupun website lain.untuk file subtitle berextensi srt.
setelah kita download file srt tadi,file tersebut kita buka pake notepad.
selanjutnya kita copas isi subtitle tadi dinotepad(select all/ctrl+a) terus dicopy(ctrl+c)
trus buka translate dari google
To view links in this forum your post count must be 10 or greater. Your post count is 0 momentarily.
paste(ctrl+v) isi subtitle yang telah kita copy ke halaman yang telah disedia google translate.
pilih terjemahkan.biarkan google menterjemahkan sendiri.
copy hasil translate yang telah dibuat google(sebelah kanan)
buka notepad baru,trus dipaste.
tapi jangan disave dulu,karena ada bagian yang masih diperbaiki.
karena dalam file subtitle sebelumnya,google mengubah tanda --> menjadi ->.replace tanda -> menjadi --> dengan menekan tombol (ctrl+h).
save as file tersebut(file type diubah menjadi all file) sesuai dengan nama file filmnya.
contoh nama file filmnya jago.avi
subtitlenya kita save dengan jago.srt
file film sama subtitlenya harus dalam satu folder.
silahkan dicoba.sory klo penyampaiannya berantakan.tapi klo ada yang kurang jelas bisa ditanyakan disini.

Kamis, 26 November 2009

Berkeluh Kesah, Tanda Jiwa yang Lemah


Keluh kesah, mungkin bagi sebagian orang merupakan cara untuk membebaskan diri dari tekanan persoalan. Atau juga sekedar mengurangi beban jiwa karena masalah yang sedang mendera. Karenanya, bagi yang menjadikan itu semua sebagai alasan pembenaran, keluh kesah pun bisa menjadi kebiasaan. Di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja, bicaranya hanya keluh kesah semata. Konon curhat, katanya. Seolah ia adalah orang yang paling besar beban hidupnya, sepertinya hanya dia sendiri yang mempunyai permasalah hidup. Ia nampak merana dan tidak beruntung, nikmat yang Allah karuniakan yang demikian banyak dan tak terhitung seperti tidak berarti dan tidak bernilai apa-apa. Sungguh naif!
Siapa sih, di dunia ini yang bebas dari persoalan? Pasti tidak ada! Tiada yang seratus persen nihil dari kesulitan. Setiap orang niscaya punya masalah, masing-masing pasti dihadapkan pada problematika pribadinya. Karena memang demikian kehidupan, ia adalah pada hakikatnya ujian, di dalamnya ada pergiliran susah-senang, duka-gembira, pendapatan-kehilangan, kelapangan-kesempitan, dan seterusnya. Allah berfirman, "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk: 2)
Sungguh, keluh kesah adalah tanda kelemahan hati dan kerdilnya jiwa. Ia melihat persoalan dengan asumsi "pasti tidak terselesaikan", memandang beban sebagai "yang tidak tertanggungkan", dan menatap jalan keluar dengan kebuntuan. Padahal setiap masalah niscaya ada solusinya, setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya, dan Allah tidak mungkin memberikan beban di luar kemampuan hamba-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (QS. Al-Baqarah: 286)
Maka, pribadi yang tangguh dan memiliki izzah adalah pribadi yang berjiwa besar dan berhati kokoh. Karena ujian itu pasti, maka dia harus memenangkannya. Keluh kesah tidak pantas disandangnya sama sekali.
Selain itu, keluh kesah adalah cermin lemahnya tawakal yang sekaligus proyeksi dari kelemahan iman seseorang. Ia merasa sendiri dan tidak ada yang layak dijadikan sandaran untuk dimintai pertolongan, ia juga idak ingat bahwa takdir Allah meliputi segala sesuatu. Padahal Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Allah berfirman, "Yaitu orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."." (QS. Ali Imran: 173)
Di hadapan manusia, oarang yang suka berkeluh kesah adalah sesosok pribadi yang rapuh yang niscaya akan dianggap lemah. Citranya, hanya butuh dikasihani dan diberikan rasa iba. Wallahu A'lam.

dari : Majalah Islam Ar- Risalah Hal. 27 No. 83/Vol. VII/11 Rabiul Tsani-Jumadil Ula 1429 H/Mei 2008

Rabu, 25 November 2009

Wisdom Of the Day

Rayulah aku, dan aku mungkin tak mempercayaimu.
Kritiklah aku, dan aku mungkin tak menyukaimu.
Acuhkan aku, dan aku mungkin tak memaafkanmu.
Semangatilah aku, dan mungkin aku takkan melupakanmu.

Menyelami Samudera Kehidupan Kita

Kengerian macam apa yang membayangi anda ketika berhadapan dengan laut lepas? Seandainya anda kecebur laut yang penuh ombak itu, kira-kira nasib apa yang akan anda alami? Jangankan kecebur laut, mendengar debur ombaknya saja rasanya sudah menggetarkan, bukan? Saat membayangkan betapa luas dan dalamnya lautan, kita sering dihantui oleh pikiran-pikiran yang menyeramkan. Takut diserang ikan hiu. Takut tenggelam ditelan gelombang. Dan beragam macam ketakutan lainnya yang membuat hati kita ciut. Lalu, ingatkah anda bahwa selain untuk menggambarkan laut luas, kita juga menggunakan kata ’Samudera’ untuk menggambarkan betapa luas dan misteriusnya kehidupan kita? Kita menyebutnya ’samudera kehidupan’. Jika demikian, apakah hati kita juga diliputi kengerian saat membayangkan betapa luas dan dalamnya samudera kehidupan ini?

Semua kengerian tentang laut benar-benar membanjiri hati istri saya ketika dia telah mengenakan pakaian khusus penyelam. Maklum, ini adalah penyelaman pertama yang dilakukannya. Tetapi, kami meyakinkan dirinya bahwa dibawah sana ada keindahan yang dihamparkan Tuhan bagi mereka yang bersedia untuk menyelaminya. Keindahan yang tidak pernah bisa kita tatap dari permukaan air laut yang penuh gelombang dan tamparan ombak beriak-riak. Keindahan yang hanya bisa kita nikmati, jika kita bersedia untuk menceburkan diri, dan menyibakkan kengerian yang menyelimutinya.

”Embaknya kok tegang begitu?” goda instruktur diving yang memandu kami. ”Tenang saja,Mbak,” katanya lagi. Sembari sekali lagi dia meyakinkan bahwa diving itu adalah kegiatan yang sangat aman. Saya memegang erat tangan istri saya untuk mengurangi kecemasan yang mengganggunya. Bagaimanapun juga, untuk ukuran orang yang pertama kali diving, prestasi istri saya layak diacungi jempol. Gemetaran sedikit masih bisa dimaklumi.

”Takut ya?” tiba-tiba saja penyakit iseng saya kambuh. Istri saya hanya mencibir sambil menambah kencang pegangan tangannya ketika boat yang membawa kami meluncur semakin jauh ke tengah laut. Dan ketika tiba saatnya untuk menyelam, tidak ada lagi kesempatan untuk berpegangan tangan dengan saya. Sehingga dia harus benar-benar percaya bahwa dia bisa menyelam bukan hanya sekedar aman, tetapi juga menyenangkan. Didalam air, saya tidak melihat ketegangan menyelimuti dirinya. Mungkin beragam ikan warna-warni yang mengerubutinya telah memakan habis ketegangan itu. Meski tanpa kata, saya bisa merasakan bahwa istri saya sangat menikmatinya. Sampai-sampai kantong plastik berisi roti yang menjadi umpan ikan terlepas dari tangannya. Seekor ikan besar menyambar dan membawanya pergi. Untung instrukturnya berbaik hati memberikan umpan miliknya sehingga istri saya masih bisa merayu ikan-ikan itu untuk datang mendekat.

Setelah penyelaman itu, sama sekali tidak terlihat ketegangan yang sebelumnya saya baca diseluruh tubuhnya. Yang ada hanya tawa dan cerita ini itu tentang pengalaman menakjubkan yang baru saja didapatkannya. Terlebih lagi tentang ikan besar yang memiliki dua gigi menonjol dimulutnya. Istri saya bilang, ikan itu cantik. Bahkan dia mengatakan kalau ikan itu seperti memiliki alis mata yang diukir. Juga tentang pesona ikan- ikan yang cantik seolah mengenakan kosmetik. Serta sejuta kisah lainnya dalam penyelaman itu. Diam-diam, saya bertanya pada diri sendiri;”pergi kemana semua kengerian yang pernah menakuti dirinya?”

Tiba-tiba saja, saya jadi teringat akan Samudera Kehidupan kita. Mengingat betapa luasnya ia, kita sering ngeri dibuatnya. Kita sering dibayangi oleh ketakutan akan ada hal-hal mengerikan dalam hidup kita, seperti kita takut akan ada hiu yang siap menyerang. Mengingat betapa misteriusnya dia, kita sering khawatir atas apa yang akan terjadi esok. Mengingat betapa penuh teka-tekinya dia, kita sering tidak berani melakukan sesuatu untuk menemukan keindahan hidup yang sesungguhnya. Seperti ketakutan yang menyelimuti hati istri saya ketika dia harus terjun ke laut lepas. Padahal, seandainya dia memutuskan untuk tidak melakukannya, maka dia tidak akan pernah bisa bercerita tentang alis mata ikan-ikan yang memanjakannya itu.

Ketika membayangkan untuk terjun ke laut, istri saya begitu takut. Namun, setelah menyelam kedalamnya, dia seolah enggan untuk kembali ke perahu. Karena ternyata, didalam laut yang membuat kita takut itu, terdapat keindahan yang tiada terlukiskan. Ketika membayangkan untuk terjun kedalam samudera kehidupan, kita sering begitu takut. Kita takut tidak bisa menyelam didalamnya. Kita takut terseret gelombangnya. Kemudian tenggelam. Dan tidak bisa kembali ke permukaan. Padahal, boleh jadi; dikedalaman samudera kehidupan kita yang penuh misteri itulah keindahan hidup kita tersimpan. Sebab, seperti kita memandang lautan dari atas; kita hanya mampu melihat deburan ombak dan hamparan gelombang. Kita sama sekali tidak bisa melihat keindahan yang mereka sembunyikan dibawahnya. Demikian pula halnya dengan hidup kita. Jika kita hanya berani memandang permukannya saja; mungkin kita hanya bisa melihat gelombang-gelombang yang mendebarkan. Kita sama sekali tidak bisa melihat apa yang disembunyikan didalam gelombang kehidupan itu, jika kita tidak bersedia untuk masuk kedalamnya.

Sungguh, laut itu indah. Namun, keindahan sesungguhnya hanya bisa kita temukan ketika kita menyelam masuk kedalamnya. Sungguh, hidup ini indah. Namun, boleh jadi keindahan hidup sesungguhnya hanya bisa kita temukan ketika kita bersedia benar-benar menceburkan diri kedalam kehidupan itu sendiri. Sebab, seperti apa yang kita alami sewaktu menyelam. Pemandangan didalam air, sungguh sangat berbeda dari apa yang terlihat dipermukaan. Oleh karena itu, untuk menemukan keindahan sesungguhnya dari hidup ini, barangkali; tidaklah cukup hanya dengan melihat dan menjelajahnya dipermukaan saja. Barangkali, kita harus bersedia ’menahan nafas’ lalu terjun kedalam. Meskipun beresiko. Sekalipun pada awalnya tidak nyaman. Namun, ketika kita sudah sampai kedalam, kita akan menemukan sejatinya sebuah keindahan. Dan begitu kita berhasil menemukannya, kita menjadi tahu bahwa keindahan itu tidak bisa didapatkan jika kita bersikukuh untuk tetap tinggal dipermukaan.

Rabu, 18 November 2009

MERAIH PERCAYA DIRI

Banyak startegi dan taktik yang bisa kita gunakan untuk meraih rasa percaya diri. Diantaranya harus dipraktekan langsung dalam satu sesi latihan. Namun bagi Anda yang tidak sempat latihan, saya tuliskan disini salah satu dari strategi meraih rasa percaya diri dengan mudah dan bisa dilakukan dalam kehidupan Anda sehari-hari.

Pilihlah satu aktivitas dimana Anda merasa kurang percaya diri
melakukannya.

Tetapkan tolak ukur keberhasilan dari aktivitas tersebut.
Contohnya berbicara saat rapat, Anda bisa menetapkan berbagai tolak ukur seperti berani berbicara, berbicara tanpa gemetar, berbicara tanpa kelu, berani menatap peserta rapat saat bicara, berani menatap bos Anda, dan sebagainya.

Tetapkan taget Anda. Saat ini Anda takut untuk berbicara,
tagetkanlah untuk berani berbicara meskipun hanya beberapa patah kata. Setelah satu target terpenuhi, tingkatkan target Anda misalnya berbicara tanpa gemetar (jika masih). Terus lakukan sampai Anda bisa mencapai semua keberhasilan yang Anda tetapkan

Bersyukur dan buat perayaan, sekecil apapun.

Anda bisa melakukan langkah-langkah yang sama untuk keterampilan lain, misalnya dengan keterampilan tangan. Contohnya kemampuan Anda membuat hal-hal yang sangat detil. Contoh nyatanya ialah ada seorang yang tangannya dianggap tidak terampil. Jangankan membuat kerajinan, menancapkan paku ditembok saja tidak bisa. Tetapi setelah melakukan latihan seperti metode di atas, dia bisa membuat miniatur kapal laut yang sangat detil. Rasa percaya dirinya sekarang sudah sangat tinggi.

Inti dari strategi ini ialah peningkatan secara terus menerus. Sedikit demi sedikit tetapi jika Anda lakukan secara kontinyu Anda bisa menjadi seseorang yang mahir dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Anda juga bisa mahir berbisnis jika Anda mulai sekarang mulai berbisnis mulai dari kecil terlebih dahulu. Biasakanlah sehingga suatu saat Anda akan mahir
berbisnis.

Memang teknik ini tidak menghasilkan rasa percaya diri dengan cepat. Tetapi hasil dari strategi ini akan mendalam dan berbekas yang lama. Dalam pelatihan yang saya selenggarakan, saya selalu menggabungkan konsep lambat tetapi membekas dengan konsep cepat. Setelah pelatihan Anda langsung percaya diri dan terus membekas di dalam diri Anda melalui latihan yang saya uraikan di atas. Selamat mencoba.
(Thank's : Rahmat)

Selasa, 17 November 2009

GARAM DAN TELAGA

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.Pada suatu pagi datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung bayak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet.Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak bahagia.

Tanpa membunag waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama.Ia lau mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas,lalu diaduknya perlahan. "Coba,minum ini, dan katakan bagai mana rasanya...." ujar Pak Tua itu.

"Pahit. Pahit sekali",jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu lalu kembali menaburkan segemgam garam kedalam telag itu. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang mengduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah" Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi " Bagaimana rasanya ?"

"Segar.." sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Pak Tua lagi. "Tidak" jawab sianak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punngung si anak muda. Ia lau mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu."Anak muda, dengarlah, Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segemgam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memeng akan tetap sama."

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita.Jadi, saat kamu merasakankepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitanitu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikannasehat "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu.Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranajak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu.Dan Pak Tua, si orang bijak itu kembali menyimpan segenggam garam untuk anak muda yang lain yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa

Senin, 16 November 2009

BERSYUKURLAH PADA APA SAJA

Anda wajibmensyukuri apa pun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa anda tidak realitis. Namun, sebenarnya sikap anda jauh lebih realitis yaitu membesarkan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.

bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur. Semakin anda bayak besyukur semakin bayak anda menerima. Semakin bayak anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda. Kebayakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan anda.

Jumat, 13 November 2009

TINDAKAN KITA SEBATAS KITA MEMANDANG DUNIA

Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak kecil, dan tindakan anda pun jadi kerdil.

Namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita. Padahal dunia tidak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang inigin kita dengar. Apabila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampui diatas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya, dan dunia pun menampakkan realitas yang selamanya ini tersembunyi di balik penileian-penilaian kita

KITA TIDAK TAHU HARI ESOK

Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini